-->

Penggunaan Kartu Debit di Kantin Sekolah Picu Anak Makan Tak Sehat

Penggunaan Kartu Debit di Kantin Sekolah Picu Anak Makan Tak Sehat
Share

Di New York, sekitar 80% kantin sekolah menggunakan sistem kartu debit yang diisi orangtua untuk transaksi makan siang anaknya. Meski lebih praktis, ternyata sistem ini justru memicu anak mengonsumsi junk food lebih banyak.
Sistem debit dan rekening berfungsi untuk memangkas antrean serta agar pembukuan lebih rapi. Namun, popularitas sistem nontunai ini mengundang kekhawatiran.

"Kartu debit terbukti memicu pembelian secara sembrono atau pengeluaran secara keseluruhan yang lebih besar," ujar David Just dan Brian Wansink, direktur Cornell Center for Behavioral Economics in Child Nutrition Programs.

Just dan Wansink membandingkan pembelian di kantin sekolah yang menggunakan sistem debit saja dan yang menerima debit dan tunai. Mereka menemukan bahwa siswa kelas 1-12 (1 SD sampai 3 SMA) di kantin yang menerima debit dan tunai mengonsumsi 721 kalori, sedangkan di kantin debit 752 kalori.

Untuk makanan yang tidak menyehatkan seperti permen, dessert, burger keju, dan kentang goreng, siswa di kantin debit dan tunai mengonsumsi 378 kalori. Sementara itu, murid di kantin debit menghabiskan 441 kalori saat makan siang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa anak dapat menarik rekening debit dengan cepat. Orangtua dapat membayar makan siang untuk beberapa minggu di muka, seringkali dengan minimnya kendali atas setiap transaksi. Para orangtua sering kesulitan mengukur seberapa lama uang tersebut bertahan jika dipakai dengan bijak.

"Hal ini menyebabkan anak secara umum menghabiskan uang lebih banyak saat makan siang," ujar peneliti studi yang dimuat di jurnal Obesity ini, seperti dikutip dari Media Relations Office Cornell University (07/10/13).

Studi yang melibatkan lebih dari 2.300 siswa ini memiliki implikasi penting bagi sekolah dan obesitas anak. Sebagian kecil sekolah telah menerapkan sistem debit yang membuat orangtua dapat mengatur pengeluaran harian, sehingga dapat memerangi masalah ini.

Jika penggunaan uang tunai, dan bukannya kartu debit, bisa membuat siswa memilih makanan yang lebih menyehatkan, mungkin kebijakan 'bayar tunai untuk beli cookies' akan mendorong siswa untuk berpikir dua kali sebelum memilih.

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel